Hacker Israel Serang Bank Iran, Nasabah Kelimpungan: Analisis Serangan Siber Terbaru
Pada pertengahan Juni 2025, kelompok hacker yang diduga berasal dari Israel melakukan serangan siber signifikan terhadap beberapa bank besar di Iran.
Hacker Israel Serang Bank Iran, Nasabah Kelimpungan: Analisis Serangan Siber Terbaru
Kronologi Serangan Siber Hacker Israel ke Bank Iran
Pada pertengahan Juni 2025, kelompok hacker yang diduga berasal dari Israel melakukan serangan siber signifikan terhadap beberapa bank besar di Iran. Serangan ini berhasil melumpuhkan sistem perbankan elektronik dan menyebabkan kekacauan bagi para nasabah yang mengalami kesulitan dalam mengakses rekening dan melakukan transaksi.
Dampak Serangan: Nasabah dan Sistem Perbankan Terguncang
Akibat dari serangan ini, jutaan nasabah bank di Iran menghadapi gangguan layanan secara mendadak. Banyak laporan yang menyebutkan kegagalan sistem ATM dan aplikasi mobile banking yang membuat masyarakat kesulitan menarik uang maupun melakukan pembayaran. Gangguan yang berlangsung selama beberapa jam memicu kemarahan dan ketidakpastian di kalangan pengguna jasa keuangan.
Motif dan Tujuan Serangan oleh Hacker Israel
Serangan ini diperkirakan sebagai bagian dari aksi balasan atau tekanan geopolitik di tengah konflik yang sedang meningkat antara Iran dan Israel. Dengan menargetkan sistem keuangan, hacker Israel bertujuan melemahkan ekonomi dan kestabilan internal Iran, sekaligus menambah tekanan terhadap pemerintah Iran dalam konflik yang sedang berlangsung.
Respon Pemerintah Iran dan Upaya Pemulihan Sistem
Pemerintah Iran segera mengerahkan tim keamanan siber nasional untuk menanggulangi serangan ini dan memulihkan layanan perbankan dengan cepat. Selain itu, pihak berwenang memperingatkan publik agar tetap waspada terhadap potensi serangan siber lanjutan dan menghindari transaksi yang mencurigakan.
Implikasi Lebih Luas bagi Ketegangan Iran-Israel
Serangan siber ini memperlihatkan eskalasi baru dalam konflik yang tidak hanya terjadi di medan militer, tetapi juga di ranah digital. Aksi semacam ini dapat memperburuk hubungan kedua negara dan meningkatkan risiko serangan balasan yang lebih luas, termasuk potensi gangguan terhadap infrastruktur vital lainnya.